Terapi Luka RGO303 Tekanan Negatif Memperpendek Gaya Reepitelisasi dan Penyembuhan Luka

RGO303

Dr. M. Rosadi Seswandhana, Sp.B., Sp.BP-RE(K), Kepala Satuan Bedah FK-KMK/RSUP Dr.Sardjito, dinyatakan lulus dan berkuasa menyandang gelar doktor dari Program S3 FKKMK UGM. Gelar doktor diperoleh sesudah beliau menjalani ujian umum dengan cara daring dengan memperkuat disertasi berjudul “Peran Terapi Luka Tensi Negatif pada Penyembuhan Luka Bakar Thermal Dermal Dalam pada Babi: Kajian pada Observasi Laju Epitelisasi, Abreviasi Luka, Migrasi Sel Sanding Epidermal, Interleukin-33, Matrix Metalloproteinase-9, Transforming Growth Factor-β1, dan Keratinocyte Growth Factor”.

Ia memecah-mecah luka bakar situs303 yaitu salah satu penyebab utama keburukan dan kematian yang mengkhaskan harga besar karena tempo rawat inap yang relatif lama. Proses penyembuhan luka pada trauma luka bakar ini dipengaruhi oleh derajat dan luas luka bakar.

“Sampai dengan saat ini belum terindentifikasi satu corak balutan yang dapat beradaptasi link dengan semua versi luka bakar di setiap saat. Terapi Luka Tekanan Negatif (TLTN) telah dipakai sekiranya pengobatan luka akut ataupun kronis semasih ini, dan telah difungsikan dengan cara luas di seluruh Jurusan Terapi ini dianggap menyisihkan kondisi penyembuhan luka yang steril dan tertangkup maka dapat mengundang re-epitelisasi, perbanyakan aliran darah, dan nutrisi ke kawasan luka bakar,” ujarnya, Rabu (16/2).

Rosadi menyibakkan pemandangan yang ia lakukan berniat untuk mengaci-acikan penyembuhan luka bakar thermal dermal dalam yang terlaksana sehabis perlakuan perawatan luka dengan terapi ukurann lain dalam hal laju epitelisasi, kependekatan luka, aktivasi sel dasar epidermal, edisi IL-33, edisi MMP-9, tingkatan TGF-β1, dan mutu KGF/FGF-7. Sementara trick yang dipergunakan ialah tafsiran eksperimental murni dengan kegiatan repeated measurement posttest only control kelompok design.

Subjek pembahasan merupakan babi, yorkshire jantan dengan jumlah 6 Sampel Luka bakar dermal terbagi dalam group balutan buntu bersahaja pindai (BTNaCl), balutan rahasia aplikasi silver sulfadiazine (BTSS), TLTN intermiten, dan TLTN persisten yang dievaluasi muslihat penyembuhan luka pada hari ke 1, 3, 7, 14, dan 21 sesuai dengan peubah terserah yang telah ditentukan,” terangnya.

Bikinan evaluasi menganjurkan pengakhiran luka pada semua suku perlakuan tidak bermakna. Pada suku TLTN didapatkan kontraksi luka yang lebih kecil disertai dengan ranah epitelisasi yang lebih besar di bandingkan group terapi panji-panji yang lain (p<0,05) Standar IL-33, MMP9, dan KGF ditemukan lebih tinggi pada grup perlakuan TLTN dibandingkan marga yang lain pada seluruh hari ramalan (p,0,05). Meskipun ukurann TGF-b1 ditemukan lebih tinggi pada suku perlakuan TLTN pada awal hari visi namun pada akhir pengusutan TGF- b1 lebih tinggi pada bangsa BTNaCl (p<0,05). TGF-b1 membujuk laju penyetopan luka, namun tidak meminta kependekatan luka.</p>

“Dapat disimpulkan TLTN dapat menghalangi abreviasi luka dan mempercepat usaha reepitelisasi tanpa menciutkan kecepatan penyembuhan luka sehinga berpotensi untuk menghambat penyusunan parut kontraktur,”katanya.